"Man Shabara Zhafira"

“Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. [Imam Al-Ghazali]

Minggu, 10 Juni 2012

contoh Teks Pidato "Membangun Ekonomi"



TEKS SYARH AL – QUR’AN


JUDUL :
MEMBANGUN EKONOMI BANGSA MELALUI ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH









Oleh :

Slamet Riyadi         : Pensyarah

Risnida Rahmi        : Qori’ah

Ihya Yusriati           : Sari Tilawah









Disampaikan pada MTQN XXXVII
di Kec. Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah
LPTQ Kec. Batang Alai Selatan

Membangun Ekonomi Bangsa melalui Zakat, Infaq dan Shadaqah
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Hadirin...
Masih terngiang ditelinga, Dongeng guru ketika kami masih kecil... tentang sebuah Negeri, bukan  Negri lima Menara, bahkan Tuhan titipkan padanya  minyak, gas, tembaga,  emas dan batu bara serta platina.
            Tersohor dengan julukan Zamrud Khatulistiwa.  Negri Gemah Ripah Loh Jinawi. Subur, makmur dan sentosa nan menawan hati. Karena di atas tanah negeri ini, hutan nan luas terhampar, berbagai jenis palawija berebut tumbuh saling menyentuh.
Kini ketika kami menginjak dewasa, pertanyaan demi pertanyaan menghantui di jiwa , dengan pesona dan segala yang dimiliki, mengapa wajah Negeri ini penuh dengan potret kemiskinan dan  kesengsaraan? Terlihat masih banyak rakyat di negri ini menahan sakit dengan perut melilit, menahan tawa dengan luka menganga. Maaf....bolehkah kami katakan, bangsa ini terpuruk !!!!!
Miskin, karena distrukturkan dalam peta kemiskinan
Bodoh, karena masih sulitnya akses rumah-rumah pendidikan
Penyakitan, karena untuk sehat juga mahal ongkosnya
Hadirin.....Pecinta al-Quran yang dirahmati Allah...
            Jika kemiskinan dan pengangguran di Indonesia masih sangat tinggi, padahal kebanyakannya adalah umat Islam. Maka, adakah yang salah  dengan ajaran Islam?
Hadirin...sejenak, marilah kita hentikan pengembaraan imajinasi tentang negeri ini, kita dengarkan titah Ilahy yang tersurat dalam  al-Quran Surah  at-Taubah: 103:


Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman  jiwa bagi  mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

Kalimat “Khudz min amwaaaalihim shodaqoh” jelas menerangkan kepada kita tentang kewajiban zakat, sebab kalimat “kudz” mengindikasikan kata perintah, dalam Koidah ushul fiqh, bahwa lafadz perintah bermakna kewajiban al ashlu fil amri lil wujuuub.  “wa tuzakkihim bihaa” dan dengan zakat itu kamu bersihkan dan mensucikan mereka. Hadirin.....  Manusia itu kotor...Hartanya, dirinya bahkan jiwanya... dan Zakat adalah salah satu deterjen ampuh penghilang noda dosa membandel.
Hadirin.....
 Zakat adalah ibadah Maliyah Ijtima’iyah (ekonomi-sosial) yang memilki posisi strategis dalam pembangunan ekonomi umat. Ada 4 misi zakat:  Redistribusi aset, sirkulasi kekayaan yang seimbang, menghilangkan monopoli, serta pada akhirnya mewujudkan pemerataan ekonomi.
            Dalam Surat Al Baqarah ayat 267  Allah menegaskan:


Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Hadirin...
Ada potensi pemberdayaan ekonomi luar biasa yang terkandung dalam ayat tersebut, Maka Membangun Indonesia dengan Zakat bukanlah sesuatu yang mustahil.
Mari kita kalkulasikan bersama-sama.
Pertama. Buu..paak! ada 230 juta penduduk Indonesia, 83 persen adalah umat Islam. Angka 83 persen dari 230 juta jiwa berarti menembus angka 190 900 000 jiwa .
Hadirin........Inilah potensi kearah zakat yang dimiliki. Walaupun angka sebesar itu bukanlah orang berkecukupan semua atau bukan sebagai (muzakki) seluruhnya. Namun dengan jumlah kaum muslimin yang sefantastis tersebut tentulah banyak hal yang bisa diperbuat.
Bila setiap muslim setiap hari menyisihkan infaq atau shadaqah sebesar 1000 rupiah dari pendapatannya, akan terkumpul nominal 190 900 000 000 rupiah.. Dan bila dikalkulasikan selama satu tahun, subhan Allah, uang shadaqah dan infaq saja dari umat Islam menembus 69 678 500 000 000 (enam puluh sembilan trilyun enam ratus tujuh puluh delapan milyar lima ratus juta) rupiah/ kisaran 70 Triliyun.  Subhanallahhh! Luarrrrrrrrrrrrrr Biasa!
Bayangkan hanya dengan uang sebesar seribu rupiah dapat terkumpul nominal sebegitu besarnya. Bagaimana bila diantara mereka ada yang berinfaq 2000, 3000, 4000, 5000 atau bahkan 10000. Apa yang dapat diperankan umat Islam dalam membangun bangsa ini?
 Betapa memberikan beasiswa bagi yang tidak mampu adalah sesuatu yang sangat mudah. Betapa membantu pengobatan kepada keluarga tidak mampu adalah sesuatu yang ringan.
Betapa kemiskinan dan pengangguran dapat dikikis habis....
Hadirin... Bayangkan juga, dari setiap orang Islam yang kaya kemudian mengeluarkan harta wajib sebagai zakat sebesar 2,5 persen. Berapa lagi tambahan nominal yang terkumpul?
Hadirin............
Dengan hitung-hitungan seperti itu, masihkah kita berfikir mustahil membangun Indonesia dengan zakat, shadaqah dan infaq? Jawabanya, tentulah tidak!



Hadirin...
Mari kita sadarkan diri, ketuk pintu hati, bahwa di dalam rizki yang kita kumpulkan dari setiap jerih payah ada sebagian kecil yang bukan milik kita. Sebagaimana Firman Allah dalam (QS. Adz-Dzariyat : 19)

وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
Artinya: “dan pada harta mereka ada hak orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian
 Hadirin.... akhirnya sampailah kita pada sebuah kesimpulan bahwa sungguh tidak ada alasan untuk meremehkan, memandang kecil potensi zakat, infaq dan sedekah dalam kontek apapun. Sekeping rupiah yang kita tunaikan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan.

Hadirin...demikian syarahan ini kami sampaikan.......
Akhirul Kalam...
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar