BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang
merekajalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti
serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan
dan pengalaman.
Kesepakatan para ahli menyatakan bahwa :yang dimaksud dengan perkembangan
itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih
dewasa, namun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan
itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. (Ani Cahyadi,Mubin, 2006 : 21-22).
Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah
tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah
jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya
merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses
integrasi dan interaksi inifaktor intelektual dan emosional mengambil peranan
penting. Proses tersbut merupakanproses sosialisai yang mendudukkan anak-anak
sebagai insan yang yang secara aktifmelakukan proses sosialisasi
B.
Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
di dalam makalah ini adalah
Apa makna perkembangan sosial anak ?
Bagaimana bentuk – bentuk tingkah laku sosial pada anak ?
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan sosial anak ?
Bagaimana pengaruh perkembangan sosial anak terhadap tingkah laku anak ?
Bagaimana bentuk – bentuk tingkah laku sosial pada anak ?
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan sosial anak ?
Bagaimana pengaruh perkembangan sosial anak terhadap tingkah laku anak ?
C.
Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui makna
perkembangan sosial anak
mengetahui bentuk-bentuk perkembangan sosial anak, mengetahui
faktor-faktor yangmempengaruhi perkembangan sosial anak dan pengaruh
perkembangan sosial anak terhadaptingkah laku anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN MORAL PADA ANAK USIA SD
Perilaku
moral berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode moral dari kelompok
sosialnya. Moral berasal dari bahsa latin: mores
berarti tatakrama atau kebiasaan. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep
moral, yakni aturan-aturan dalam bertingkah laku, dimana anggota masyarakat
berperilaku sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakatnya,
sedangkan perilaku immoral adalah
perilaku yang gagal menyesuaikan pada harapan sosial. Perilaku tersebut tidak
dapat diterima oleh norma-norma sosial. Perilaku unmoral adalah perilaku yang tidak menghiraukan harapan dari
kelompok sosialnya. Perilaku ini cenderung terlihat pada kanak-kanak. Ketika
masih kanak-kanak, anak tidak diharapkan untuk mengenal seluruh tata krama dari
suatu kelompok. Begitu anak memasuki usia remajadan menjadi anggota suatu
kelompok, anak dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan
kelompoknya. Tingkah laku yang sesuai dengan aturan tidak hanya sesuai dengan
dasar-dasar yang ditetapkan secara sosial tetapi juga perlu diikuti secara suka
rela. Hal ini terjadi pada otoritas eksternal maupun internal. Dalam
perkembangan moral kelak anak-anak harus belajar mana yang benar dan mana yang
salah. Kemudian, begitu anak bertambah besar, ia harus tahu alasan mengapa
sesuatu dianggap benar sementara yang lain tidak. Dengan demikian, anak perlu
dilibatkan dalam aktivitas kelompok, tetapi yang terpenting tetap perlu
mengembangkan harapan melakukan mana yang baik dan mana yang buruk.
Menurut
Piaget, antara usia lima dan dua belas tahun konsep anak mengenai keadilan
sudah berubah. Pengertian yang kaku dan keras tentang benar dan salah, yang
dipelajari dari orang tua, menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan
keadaan-keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral. Jadi, menurut piaget
relativitasme moral menggantikan moral yang kaku. Misalnya bagi anak lima
tahun, berbohong selalu buruk, sedangkan anak yang lebih sadar bahwa dalam
bebarapa situasi, berbohong dibenarkan, dan oleh karena itu, berbohong tidak
selalu buruk.
Kohlberg
memperluas teori Piaget dan menamakan tingkat kedua dari perkembangan moral
moral akhir masa kanak-kanak sebagai tingkat moralitas konvensional atau
moralitas dari aturan-aturan dan penyesuaian konvensional. Dalam tahap pertama
dari tingkat ini oleh Kohlberg disebutkan moralitas anak baik, anak mengikuti peraturan
untuk mengambil hati orang laindan untuk mempertahankan hubungan-hubunganyang
baik. Dalam tahap kedua, kohlberg mengatakan bahwa kalau kelompok sosial
menerima peraturan-peraturan yang sesuai bagi semua anggota kelompok, ia harus
menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghindari penolakan kelompok dan
celaan.
Moral merupakan bagian yang
cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa moral bisa
mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa ini sehingga ia tidak
melakukan hal hal yang merugikan atau bertentangan dengan kehendak atau
pandangan masyarakat. Di sisi lain tiadanya moral seringkali dituding sebagai
faktor penyebab meningkatnya kenakalan remaja.
Para sosiolog beranggapan bahwa masyarakat sendiri punya peran penting dalam pembentukan moral. W.G. Summer (1907), salah seorang sosiolog, berpendapat bahwa tingkah laku manusia yang terkendali disebabkan oleh adanya kontrol dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai sanksi sanksi tersendiri buat pelanggar
Para sosiolog beranggapan bahwa masyarakat sendiri punya peran penting dalam pembentukan moral. W.G. Summer (1907), salah seorang sosiolog, berpendapat bahwa tingkah laku manusia yang terkendali disebabkan oleh adanya kontrol dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai sanksi sanksi tersendiri buat pelanggar
Cara
Mempelajari Moral
Pada saat lahir, tidak ada anak
yang memiliki hati nurani atau skala nilai. Akibatnya, tiap bayi yang baru
lahir dapat dianggap amoral. Tidak seorang anakpun dapat diharapkan
mengembangkan kode moral sendiri. Maka, tiap anak harus diajarkan standart
kelompok tentang yang bernar dan yang salah.
Hurlock (1978)
mengemukakan dalam mempelajari sikap moral, terdapat empat pokok utama:
1)
Mempelajari apa
yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya sebagaimana dicantumkan dalam
hukum, kebiasaan, dan peraturan.
Elemen pertama yang penting dalam belajar menjadi
individu yang bermoral adalah belajar apa yang diharpkan kelompok. Dalam setiap
kelompok sosial beberapa perilaku yang dianggap benar atau salah karena
berkaitan dengan kesejahteraan anggota kelompoknya.
Ketika masa
kanak-kanak, anak tidat terlalu dituntut untuk tunduk pada hukum dan kebiasaan
sebagaimana yang diharapkan pada anak yang lebih besar. Setelah memasuki usia
sekolah, anak mulai diajarkan sedikit demi sedikit hukum yang berlaku di lingkungannya.
Misalnya menunjukkan sopan santun pada orang yang lebih tua.disekolah mereka
belajar dan patuh pada aturan sekolah begitu pula bermain dengan teman sebaya.
Secara
perlahan, anak belajar aturan yang dibentuk oleh berbagai kelompok yang
berbeda, seperti dirumah, sekolah, dan lingkungan rumah/tetangga. Hal ini
membentuk dasar dari pengetahuan mengenai apa yang diharapkan oleh kelompok
yang berbeda. Mereka juga belajar bahwa mereka diharapkan untuk taat pada
aturan dan jika melanggar akan mendapat hukuman atau kurangnya penerimaan
sosial. Dengan demikian aturan merupakan pedoman bagi perilaku anak dan sebagai
sumber dari motivasi untuk taat pada harapan sosial sebagaimana hukum dan adat
kebiasaan bagi para remaja dan orang dewasa.
2)
Menegmbangkan
Hati Nuran
Kata hati merupakan kontrol internal (dalam diri)
terhadap tingkah laku seseorang. Tidak ada anak yang lahir dengan kata hati
tertentu dan setiap anak tidak hanya belajar mengenai apa yang benar dan apa
yang salah, tetapi anak harus menggunakan kata hatinya sebagai kontrol terhadap
tingkah lakunya. Hal ini merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting
di masa anak usia sekolah. Kata hati merupakan sesuatu yang kompleks bagi
anak-anak. Oleh karena itu, pada awalnya tingkah laku mereka lebih banyak
dikontrol oleh lingkungan. Terjadi pergantian yang perlahan-lahan dari lingkungan ke kontrol
yang sudah terinternalisasi, pada saat itulah transisi sudah lebih lengkap.
3)
Belajar
mengalami perasaan bersalah dan rasa malu bila perilaku individu tidak sesuai
dengan harapan kelompok.
Setelah anak mengembangkan kata hati maka kata hati akan
diperrgunakan sebagai pedoman bagi tingkah laku mereka. Jika tingkah laku
mereka tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh kata hatinya maka
mereka akan merasa bersalah, malu atau keduanya.
Dalam perilaku bermoral, rasa bersalah perlu ada. Seseorang
harus taat pada kebiasaan atau tata krama dari kelompok melalui standar
pengarahan dalam diri. Ausabel(dalam Hurlock), 1978) mengemukakan bahwa rasa
bersalah merupakan mekanisme psikologis yang penting, dimana perilaku seseorang
menjadi sesuai dengan kebudayaannya. Rasa bersalah juga merupakan alat yang
penting bagi kelangsungan hidup budaya karena memungkinkan individu untuk
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral masyarakat. Jika anak tidak merasa
bersalah, anak akan menjadi tidak termotivasi untuk belajar apa yang diharapkan
kelompok pada dirinya.
4)
Mempunyai
kesempatan untuk interaksi sosial untuk belajar apa saja yang diharapkan
anggota kelompok.
Interaksi sosial memegang peran penting dalam
perkembangan moral anak karena dapat memberikan dasar-dasar dari tingkah laku
yang diterima masyarakat,memberikan motivasi melalui apa yang diterima
Pola
Perkembangan Moral
Menurut Peaget, perkembangan
moral terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama disebut tahap realisme moral (
moralitas oleh pembatasan”. Tahap kedua disebut moralitas otonomi ( moralitas
oleh kerja sama atau hubungan timbal balik)
Dalam tahap yang pertama ini seorang anak menilai
tindakan sebagai benar atau salah atas dasar konsekuensinya dan bukan
berdasarkan motifasi dibelakangnya. Moral anak otomatis mengikuti peraturan
tanpa berfikir atau menilai, dan cendrung menganggap orang dewasa yang berkuasa
sebagai maha kuasa. Yang paling penting menurut Piaget bahwa anak menilai suatu
perbuatan benar atu salah berdasarkan hukuman bukan pada nilai moralnya.
Di tahap kedua perkembangan kognitif anak telah
terbentuk sehingga dia dapat mempertimbangkan semua cara yang mungkin untuk
memecahkan masalah tertentu. Anak mulai dapat melihat masalah dari berbagai
sudut pandang dan dapat mempertimbangkan berbagai faktor untuk memecahkan
masalah
Peranan Disiplin dalam Perkembangan
Moral
Disiplin
berperan penting dalam perkembangan kode moral. Meskipun anak memerlukan
diisiplin, disiplin merupakan masalah yang serius bagi anak yang lebih besar.
Penggunaan secara kontinu teknik-teknik disiplin yang ternyata efektif ketika
anak masih kecil, cenderung menyebabkan kebencian pada yang lebih besar. Kalau
disiplin dibutuhkan dalam perkembangan, haruslah disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak. Jika anak tidak berinteraksi dengan lingkungannya, anak
tidak akan tahu tingkah laku apa yang akan diterima.
Interaksi
sosial yang pertama dialami anak adalah melalui kehidupan dilingkungannya.
Melalui
interaksi sosial, anak tidak hanya belajar mengenai kode-kode moral, tetapi
mereka juga berkesempatan untuk belajar mengevaluasi tingkah laku mereka.
PENGERTIAN DISIPLIN
Kita semua mungkin anda pun sebagai guru menyadari pentingnya
disiplin dalam perkembangan dan penanaman moral anak.Konsep umum dari disipin
disamakan dengan hukuman.Konsep ini menyatakan bahwa disiplin digunakan jika
anak melanggar aturan-aturan yang ditetapkan oleh orang tua,guru,ataupun orang
dewasa lainnya.Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak berperilaku
moral yang diterima oleh masyarakatnya.Tujuan dari disiplin adalah membentuk
perilaku yang sesuai dengan kelompok
sosialnya.Walaupun demikian,ada orang tua yang takut bahwa dengan
menerapkan disiplin akan menimbulkan masalah dalam hubungan dengan
anak-anaknya.Oleh karena itu .ada konsep yang bertentangan tentang disiplin itu
sendiri.Konsep yang memandang disiplin sebagai konsep negative,berarti sama
dengan hukuman.Sedangkan konsep positif sama dengan adanya pendidikan
,bimbingan dalam menerapkan disiplin diri dan kontrol diri.
PENTINGNYA DISIPLIN BAGI ANAK
Disiplin adalah
penting bagi perkembangan anak karena berisi hal-hal yang diperlukan
anak.Disiplin akan menambah kebahagiaan ,penyesuaian sosial dan pribadi
mereka.Beberapa kebutuhan anak yang dapat dipenuhi melalui disiplin adalah
sebagai berikut :
1)
Disiplin membuat anak-anak mempunyai
persaan aman tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
2)
Anak belajar mengapa pola perilaku
tertentu diterima dan mengapa pola perilaku lain tidak diterima.
3)
Melalui disiplin anak-anak dibantu untuk
hidup sesuai dengan norma-norma sosial.Anak-anak belajar berperilaku dengan
cara tertentu yang dapat memperoleh pujian,dimana anak-anak mengartikan sebagai
dicintai-diterima.Hal ini mendorong anak untuk
mengulang perilaku yang baik.
4)
Anak-anak pun akan mengembangkan kata
hati untuk membuat keputusan dan pengendalian dari perilakunya.
Disamping
itu ,hal-hal yang penting dari disiplin untuk anak usia SD adalah
(Hurlock,1980) berikut ini :
1.Alat
untuk Membentuk Moral
Pengajaran
baik dan buruk perlu ditekankan pada
alasan mengapa pola tingkah laku diterima sementara yang lain tidak,dan
penjelasan langsung perlu untuk membantu anak memilkii konsep yang lebih luas.
2.Penghargaan
Penghargaan
memiliki nilai pendidikan yang kuat bagi anak jika anak bertingkah laku benar
dan dapat memotivasi anak untuk mengulang kembali tingkah laku yang
diharapkan.Dengan demikian ,penghargaan merupakan hal yang efektif maka
pemberian penghargaan juga harus tepat disesuaikan dengan usia anak dan tingkat
perkembangannya.
3.Hukuman
Sebagaimana penghargaan ,hukuman
perlu dikembangkan secara tepat .Hukuman dapat memotivasi anak agar taat pada
harapan sosialdikemudian hari.
4.Konsistensi
Disiplin yang baik adalah disiplin
yang diberikan secara konsisten .Apa yang benar saat ini juga benar disaat yang
lain.Tingkah laku yang salah jika diulang ,perlu mendapat penghargaan yang sama
pula.
Dengan demikian,dapt disimpulkan
bahwa dalm menerapkan disiplin,hendaknya disesuaikan dengan perkembangan
anak.Seorang anak akan cocok pada suatu disiplin,tetapi anak yang lain tidak
sesuai.Pemberian disiplin tergantung pada dimana biasanya muncul
permasalahan.Oleh karena itu disiplin sebaiknya mulai diberikan dalam hubungan
dengan kegiatan rutin sehari-hari,seperti acara makan,tidur ataupun kebiasaan
belajar.
PEMBERIAN
HUKUMAN DAN PENGHARGAAN
Menanamkan
aturan-aturan dan disiplin melalui hukuman dan penghargaan tampaknya tidak
dapat di abaikan.Dengan hukuman ,anak belajar mengapa ia dihukum dan anak akan
lebih memahami mengapa perbuatan yang dilakukan itu salah.Adanya hukuman
membuat anak tidak akan mengulangi perilaku yang salah tersebut sehingga anak
belajar tentang baik buruk perilakunya.
Pemberian hukuman pun hendaknya
segera,konsisten dan konstruktif dengan alasan yang jelas.Adapun pemberian
hukuman dapat berfungsi untuk :
1) Membatasi
anak agar tingkah laku yang tidak di inginkan di ulangi
2) Mendidik
3) Motivasi,untuk
menghindari terjadinya tingkah laku sosial yang tidak diinginkan.
Bentuk hukuman dapat berbentuk
hukuman fisik (misalnya pukulan),mengisolasi anak selama beberapa waktu(misal
tidak menonton acara TV yang disukai).Meskipun demikian,pemberian hukuman fisik
tampaknya sudah tidak terlalu efektif,itulah sebabnya akan lebih baik dan
efektif jika pemberian hukuman disertai pula penjelasan mengapa tingkah laku
dilarang(Strommen dkk,1983).Secara psikologis pemberian hukuman juga tidak akan
merusak anak,sejauh berkaitan/seimbang dengan tingkah laku yang diberi
hukuman.Pemberian hukuman yang terlalu sering juga tidak terlalu baik karena
akan berakibat negative pada diri anak.Dari beberapa penelitian menunjukkan
bahwa orang tua yang sering menghukum anaknya mengakibatkan anak belajar pola-pola
tingkah laku yang tidak sehat,seperti suka menyerang yang tidak
terkontrol,tidak bias berkomunikasi secara efektif,takut pada
otoritas,menghindar dari interaksi sosial,tidak mampu mengekspresikan emosinya
secara positif,merasa bersalah dan self ekteem(harga diri)rendah.Selain itu
juga perkembangan sosial dan intelektualnya juga terhambat.Jika anak menjadi
orang tua ,kelak akan menjadi orang tua yang sering menghukum anaknya. (Gordon
& Gordon dalam strommen,1983).
Dengan demikian ,orang tua maupun
guru harus menghukum anak-anak didiknya maka mereka harus berhati-hati agar
dampak negative tidak terjadi pada diri anak.Untuk anak usia sekolah lebih baik
dan lebih efektif jika disertai dengan pemberian alasan mengapa orang tua/guru
menghukum anak.Jika hukuman orang tua/guru ditinjau dari sudut pandang anak
tanpa alasan yang spesifik mak anak tidak akan memahami hubumgan antara apa
yang telah dilakukan dengan hukuman yang diperoleh atau anak juga tidak paham
mengapa tingkah lakunya tidak diterima.Misalnya ,mengatakan pada anak bahwa ia
dihukum karena kamu “jelek/buruk”,justru akan membuat anak memiliki konsep
diri/gambaran diri yang buruk.
Secara singkat dapat dikatakan
hukuman dapat merusak diri anak tergantung dari pandangan orang tua /keluarga
terhadap sudut pandang anak mengenai
hukuman yang diterimanya.Jika orang tua digambarkan anak sebagai sosok yang
penuh kasih sayang dan perhatian pada anak maka pemberian hukuman dirasakan
sebagai suatu kenyataan yang tidak menyenangkan dalam kehidupan anak ,dan bukan
sebagai sesuatu yang kejam dan penolakan.
Pemberian penghargaan pun sama
dengan hukumannya ,yaitu memotivasi anak untuk mengulang perilaku yang baik
yang dapat diterima oleh lingkungannya.Dengan demikian ,anak akan lebih mudah
menyesuaikan diri.Oleh karena itu fungsi penghargaan adalah :
1)
Nilai mendidik karena pemberian
penghargaan menunjukkan bahwa tingkah laku
anak adalah yang sesauai dengan apa yang diharapkan lingkungannya.
2)
Motivasi,agar tingkah laku yang diterima
di ulang kembali
3)
Penguat ,untuk tingkah laku yang
diterima secara sosial
Bentuk penghargaan berbentuk
nonverbal’seperti senyuman,pelukan,sedangkan berbentuk verbal,seperti melalui
ungkapan rasa puas atau menghargai usaha anak.Selain itu,tidak jarang pula yang
memberikan penghargaan dalam bentuk pemberian hadiah.Pemberian penghargaan hendaknya
bervariasi sehingga anak tidak selalu mengharapkan hadiah.
Berrkaitan dengan pembahasan
mengenai perkembangan moral pada anak SD maka berikut ini akan membahas
mengenai arti agama bagi anak SD.
ARTI
AGAMA BAGI ANAK USIA SEKOLAH
Salah satu hal umum yang diminati
anak adalah agama Tak dapat disangkal bahwa perasaan keagamaan termasuk
perasaan yang luhur dalam jiwa seseorang. Perasaan keagamaan menggerakkan hati
seseorang agar ia lebih banyak melakukan perbuatan yang baik. Oleh kaerna
itu,perlu memperkenalkan agama sejak dini pada anak-anak.
Anak mempunyai keyakinan
beragama,yang diperoleh dari lingkungan rumah ataupun sekolahnya misalnya
anak-anak diajarkan memikirkan tuhan sebagai seseorang yang akan marah jika
anak-anak berbuat kesalahan dan akan menghukumnya untuk dosa yang
dilakukan.Dilain pihak ,berbagai perayaan keagamaan dilingkungan rumah atau
sekolah juga diperkenalkan pada anak,misalnya bersalam-salamn untuk saling
memaafkan setiap hari puasa,memperkenalkan pada anak mengenai hari besar ,seperti
idul fitri.natal.nyepi,waisak,juga memperkenalkan pada anak mengenai berbagai
tempat ibadah.Melalui pelajaran agama
dan PPKn anak SD dapat lebih memahami arti agama.
Dengan mengenal konsep keagamaan
,anak akan menghindari perbuatan buruk dan meningkatkan perbuatan baik.anak
akan mempunyai keyakinan bahwa dengan berbuat baik ia akan masuk surga.
demikian pula sebaliknya. Dalam hal ini anak berpikir tentang konsep tuhan
,surga,neraka,malaikat ataupun dosa.Pada anak SD umumnya akan
mempertanyakan mengenai nilai dari
ketaatan beragama seperti berdoa atau sembahyang,yang kemudian akan meningkat
pada pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan keyakinan beragama ,seperti
surge atau neraka.
Dari kegiatan pembelajaran ini kita
mendapatkan gambaran mengenai perkembangan moral anak usia SD,mulai dari
penanaman disiplin pada anak,bagaimana pemberian hukuman dan penghargaan pada
anak.Berkaitan dengan moral memang tidak bias dilepaskan dari bagaimana arti
agama bagi anak usia SD,Oleh karena pemahaman anak tentang agama tentu berbeda
dengan pemahaman orang dewasa tentang agama.
BAB III
KESIMPULAN
Pada pembahsan ini telah dijelaskan
tentang perkembangan moral dan sosial pada anak usia Sekolah Dasar.Pertama
sekali anak belajar mengikuti aturan-aturan yang ada tanpa tahu alasan mengapa
harus mengikuti aturan-0aturan tersebut.Dalam mempelajari moral,ada 4 elemen
penting,yaitu peran hukum ,tata karma dan aturan ,peran kata hati,peran
perasaan malu serta peran interaksi sosial.Keempat elemen ini penting dalam
perkembangan moral; seorang anak. Perkembangan moral tidak bias dilepaskan dari
lingkungan.Ketika kecil lingkungan keluargalah yang berperan,namun begitu
memasuki usia sekolah konsep moral mulai berkembang,anak mengikuti
aturan-aturan yang ada disertai adanya alasan-alasan tertentu.Misalnya,agar
disukai teman sebaya atau orang disekelililngnya anak mengikuti aturan-aturan
yang diharapkan lingkungannya.
Dalam perkembangan moral,disiplin
mempunyai peran penting.Melalui disiplin anak beljar berperilaku sesuai dengan
kelompok sosialnya.anak pun belajar perilaku yang dapat diterima dan tidak
dapat diterima dalm masyarakat.Dalm menanamkan disiplin ,hukuman dan
penghargaan mempunyai andil.Hukuman akan diberikan jika terjadi pelanggaran
disiplin,anak pun belajr memahami mengapa perilakunya salah dan anak tidak akan
mengulangi perilaku tersebut.Demikian pula dengan penghargaan ,adanya
penghargaan anak akan belajar mengulangi perilaku yang diterima
lingkungannya.pemberian hukuman dan penghargaan atau penanaman disiplin
haruslah secara konsisten.
Pengenalan perilaku baik dan buruk
tidak terlepas dari bagaiman mengenalkan agama sejak dini.Melalui contoh
sehari-hari,anak belajar konsep Tuhan,surge,neraka,setan maupun malaikat.
Daftar
Pustaka
Lestari Hera. Dkk. 2002. Pendidikan Anak SD. Penerbit Universitas
Terbuka
Hurlock, Elizabeth B. 1993. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta: Erlangga
Syah, Muhibbin. 2010.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
sangat membantu dalam penyelasian tugas kuliqh
BalasHapussangat membantu dalam penyelasian tugas kuliqh
BalasHapusnice post kak...salam.
BalasHapusVinyl Lantai Harga Murah
Toko Lantai Vinyl
Jual Lantai Vinyl
Distributor Lantai Vinyl
Vinyl Lantai Rumah Sakit
Wallpaper Dinding 3D
Penambahan ilmu untuk sekolah ku,terimakasih semoga sukses.
BalasHapusVinyl Anti Bakteri
Vinyl Rumah Sakit
LG Medistep Allroad
Jual Step Nosing
Vinyl LG Bright
Vinyl Lantai Olahraga