Setelah
helewati hikmatnya ziarah ke makam Sembilan
Wali atau lebih terkenalnya dengan sebutan Wali Songo. Saya menemukan satu tempat makam yang menurut saya
sangat berkesan, yaitu makam Sunan Muria, oleh karena dalam kesempatan ini,
saya ingin mengulas Biografi beliau dalam blog berikut ini.
Gunung
Muria adalah sebuah gunung di
wilayah utara Jawa Tengah bagian timur, yang termasuk kedalam
wilayah Kabupaten Kudus di sisi selatan, di sisi barat
laut berbatasan dengan Kabupaten Jepara, dan di sisi timur berbatasan
dengan Kabupaten Pati. Dikawasan ini terdapat tempat
yang sangat legendaris peninggalan Wali Songo,
yaitu pesanggrahan di kawasan puncak Gunung Muria yang dalam sejarah negeri ini
merupakan basis pesanggrahan dimana Kanjeng Sunan Muria
menyebarkan agama Islam
di tanah Jawa.
Di sini pulalah Sunan Muria dimakamkan.
Makam Sunan Muria
terletak di desa Colo Kecamatan
Dawe Kabupaten Kudus.
Berlokasikan di atas sebuah bukit. Sehingga
para peziarah yang hendak berziarah harus menapaki anak tangga sejauh + 500 meter. Di kiri kanan anak
tangga berderet kios para penjual makanan dan souvenir. Bagi yang tidak
kuat mendaki anak tangga bisa memilih jasa tukang ojek. Dengan jasa ini selain
bisa menghemat energi, selama perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang
menarik.
Sunan Muria / Raden Umar Said
Beliau adalah putra
Dewi Saroh –adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan
Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama aslinya
Raden Umar Said. Nama Muria
diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke
utara kota Kudus
Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara
ayahnya, Sunan Kalijaga, dalam berdakwah beliau menggunakan cara halus, ibarat
mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuh untuk
menyiarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria. Tempat tinggal beliau di gunung
Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo. Namun berbeda dengan
sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh
dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Muria berdakwah dari Jepara,
Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat
seni adalah lagu Sinom dan Kinanti. Bergaul dengan rakyat jelata, sambil
mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut
adalah kesukaannya. Beliaulah satu-satunya wali yang tetap mempertahankan
kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan Islam. Dan
beliau pula yang menciptakan tembang Sinom dan Kinanti.
Sunan Muria seringkali dijadikan pula
sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530), Ia
dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun
rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak
yang berseteru.
Bahwa Sunan
Muria itu adalah Wali yang sakti, kuatfisiknya dapat dibuktikan dengan letak
padepokannya yang terletak diatas gunung . Menurut pengalaman penulis jarak
antara kaki undag-undagan atau tangga dari bawah bukit sampai kemakam Sunan
Muria (tidak kurang dari750 M). Bayangkanlah, jika Sunan Muria dan istrinya
atau dengan muridnya setiap hari harus naik-turun, turun-naik guna menyebarkan
agama Islam kepada penduduk setempat ,atau berdakwah kepada para nelayan dan
pelaut serta para pedagang. Hal itu tidak dapat dilakukannya tanpa adanya fisik
yang kuat. Soalnya menunggang kuda tidak mungkin dapat dilakukan untuk mencapai
tempat tinggal Sunan Muria.Harus jalan kaki. Itu berarti Sunan Muria memiliki
kesaktian tinggi, demikian pula murid-muridnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar